Nostalgia Lunch Fabiona 84
Koq Nostalgia Lunch Fabiona 84 sih?
Ya, karena ada keinginan kumpul-kumpul lagi, bernostalgia sambil membicarakan issue-issue yang bergulir dalam acara tersebut. Diinisiasi oleh Ira Jiwid pada Rabu sore, 28 Februari 2007. Saya melontarkan ide, "di Depok aja". Tepatnya di Rumah Makan Lesehan "PONDOK LARAS" di jalan Akses UI No. 2, Kelapa Dua, Depok. Lho kenapa Depok? Sederhana aja. Depok menjadi semacam "titik tengah" bagi para alumni Fabiona, khususnya Angkatan 84 bila naik KA Jabo(de)tabek dari Jakarta ke Bogor pp. Di samping ada sejumlah alumni Fabiona Angkatan 84 yang bermukin di Depok, bersama-sama dengan alumni dari berbagai angkatan lainnya.
Saya sempat berpikir, apa bisa ya dikumpulkan dalam situasi sekarang ini? Biasanya kalau direncanakan secara formal, sering kali malah repot mewujudkannya. Yang lagi sibuklah, yang mendadak harus ke manalah dan sebagainya. "Gimana kalo Minggu tanggal 4 Maret, 'Ra?". Sebenarnya pertanyaan itu untuk menggiring ke undangan yang sengaja dadakan (kayak sambel dadak di RM Sunda hehehe) biar jadi dan mumpung baru gajian. Eh, besok paginya (1 Maret) Ira kirim email, "jadiin aja ya 'Djie?". Ya ayo. Dasarnya suka tantangan, yang mepet-mepet tapi jadi. Udah deh, saya balas email Ira sambil cc-in ke sejumlah teman-teman Angkatan 84 yang listed di email saya. Ira nambahin lagi di emailnya, "jadiin (undangan) berantai ya" ke semua.
Eh siang sampai sore yang balas email koq minim banget? Beberapa teman yang biasa berhai-hai ria koq sepi-sepi aja? Saya dan Ira sepakat listing nomor handphone teman-teman. "Ira, sebagian yang nomornya XL saya undang pake Yahoo Messenger ya". Padahal maksudnya biar menghemat tagihan handphone hahahaha....
Jumatnya (2 Maret) Uge minta detil alamat. Langsung saya buatkan dan kirim ke email address semua. Amel bilang, "gue ada acara, minggu lainnya bisa gak?" (mulai deh, nawar..... hehehe). Ira gak patah semangat. Dia telepon sebagian teman-teman. Ada yang kebetulan gak bisa, ada yang masih pikir-pikir, tapi ada juga yang "gue datang!". Saya juga kirim sms sejumlah teman lain. Anehnya koq gak pada reply? Saya kasih batas waktu konfirmasi via email Jumat itu juga. Konfirmasi via handphone paling telat Sabtu (3 Maret). Menjelang magrib Aril (dijuluki "pemilik Danamon", saking sibuknya ngurusin kredit di Danamon) bisa dihubungi. "Sudah ada acara, tapi bisa gue atur", janjinya. Tapi itupun setelah nyoba nelepon Aril 14.538 kali...! (hahahaha). Malamnya Boogie telepon dari Surabaya, "sudah punya kontrak dengan Bayer untuk aksi DBD seJatim week-end ini, jadi gue titip salam ya...". Fachruddin berhalangan. Ali Akbar juga sudah ada acara.
Sabtu pagi saya masih berusaha kirim sms ke puluhan teman-teman Angkatan 84. Waktu itu yang langsung balas cuma Tanto ("terima kasih 'Djie, gue datang...!") dan Ima ("gue jauh, harap maklum dan salam ya"). Saya kan mau pesan tempat. Feeling saya, paling gak 15 orang deh yang datang.
Minggu (4 Maret) handphone mulai berdering-dering. Jam 11:00 sudah ada sejumlah "pergerakan" ke Pondok Laras. Syukurlah. 11:30, Uge dan Opah sudah di Brimob. "Udah dekat tuh", sambut saya yang pasti mengesankan mereka Adjie dan Ira sebagai "panitia dadakan" udah mejeng di target. Padahal sejujurnya, saya masih tidur-tiduran dan jam 11:40 baru mandi hahahaha. Gak papa koq, karena kebetulan tempat tinggal saya yang sekarang ibaratnya cuma se"kampus Bio ke warung Jabir". Teng jam 12:00, "I'm coming!". Beebach langsung komentar, "Djie, panitia tuh mustinya datang 5 jam sebelum acara". Hahaha....
Belum ada acara khusus. Menu makan siangpun belum dipesan. Baru pada pesan minuman dan snack. Beebach bawa gitar, lumayan untuk hiburan. Saat itu yang sudah datang: Uge dan Opah dengan puteranya yang jangkung, Ira dan Beebach plus 2 puterinya, Pia dan puteranya Fico, Eri and his wife, Evi. Satu-satu nyusul datang, Tanto, Yanti yang diantar Yossa, Bu Kapolda Teja dan puteranya yang gagah kayak Bapaknya, Heni, Nuri dan suaminya (Adam) serta 2 jagoan ciliknya yang bule-bule, Inong, Teguh dan Eni Lubis, Agung dan Eka plus 2 jagoannya yang ndut..., dan sopo neh yo? Oo ia, my lovely wife Andra nyusul (nyaris gak kehitung nih...hehehe). Sekitar 25 orang deh. Mengutip Nuri di emailnya, "not bad untuk cuma 2 hari undangan". Zaqi yang lagi di Jakarta, batal hadir karena hujan. Ismanto sakit. Begitu juga dengan sejumlah teman-teman lain yang hanya sempat berhalo-halo di handphone.
Makannya apa ya? Asal tau aja. Pondok Laras tuh rumah makan lesehan yang punya rangkaian menu istimewa. Bisa disebut di antaranya yang tersohor: Ayam Plenet, Tahu Plenet, Tempe Plenet, Pecel Lele, sayur trancam, sup ayam, ikan gurame bakar dan "goreng melengkung". Masih banyak lho menunya. Belum lagi minumannya, strawberry juice, rujak kelapa, es dawet dan sebagainya. Ooo ia, Bondan Winarno pernah memuji, "Pemirsa, ayam plenetnya mak nyus...!", di acara wisata kulinernya di salah satu stasiun TV swasta. Berarti gak salah dong kami makan di sini. Saung-saung di Pondok Laras berdiri di atas balong (kolam) yang luas dan ada ikannya (pasti). Saung-saungnya diberi nama sejumlah nama kota di Arab Saudi. Kami kebetulan di Saung Madinah. Ada mesjid sendiri. Ada arena bermain anak-anak. Ada toko buku & souvenir mini. Ada hewan-hewan seperti angsa, kambing, monyet dan rusa. Tempatnya tampak kecil saja dari pinggir jalan Akses UI. Tapi begitu masuk dan turun tangga (ini promosi saya di undangan.... ), kita semua (terutama yang belum pernah ke Pondok Laras) bakal terGAGA-GA.... hahahaha. (Eh teman-teman, saya gak punya saham atau andil apapun di Pondok Laras lho hehehehe).
Makannya rame penuh canda dan ledekan. Ironisnya, Eri ternyata belum tahu kalo sahabat kita, Budi Widyatmoko sudah wafat hampir 8 tahun yang lalu....! Dia nanyain Budi koq gak datang. Abis ledekin deh, "ke mane aja lu 'Ri...?"
Selesai makan siang yang rame, kami mulai membahas issue yang sengaja tidak diagendakan sebelumnya. Maksudnya biar spontan aja. Ada 3 hal yang kami sepakati. Satu, sepakat membenahi pengelolaan keuangan Angkatan 84 dengan cara membuka rekening bank. Jadi semua bisa memantau laporan keuangan dan memberi saran penggunaan dana. Kami pilih BCA, dengan pertimbangan sebarannya sangat luas di Indonesia. Jadi kalau ada yang mau kasih sumbangan, sponsor dan sebagainya bisa transfer di ATM BCA. Dari 2 kegiatan yang ada, dana yang berhasil dikumpulkan sekitar Rp 1.500.000,-. Untuk pengelolaan dana dipercayakan kepada Ira Jiwid (belakangan, pembukaan rekening diatur atas nama Ira dan Heni Damiri).
***** Jadi ingat di tahun 1986/1987an waktu dollar masih murah meriah, Angkatan 84 pernah mengelola aset berupa cash sekitar dua juta rupiah. Dana itu berasal dari sumbangan sukarela Angkatan 84 dan sponsor. Sejumlah events yang didanai antara lain: mengadakan Lomba Tea-Walk di Gunung Mas dan Aksi Sosial bagi siswa-siswa sekolah di sekitarnya (sewa 4 bus); menyantuni salah satu anggota Angkatan 84 (Siti Hadrah) yang rumahnya terbakar bersama sejumlah rumah di Jakarta Utara; bikin piala bergilir pernikahan Angkatan 84 (ooh, di mana gerangan dikau piala?); mengadakan perlombaan 17 Agustusan di kampus yang juga diikuti oleh beberapa rekan-rekan Angkatan lainnya; membiayai acara pengajian dan buka puasa bersama Angkatan 84 dengan mengundang penceramah selama beberapa tahun; membiayai acara tahunan "Sarasehan Angkatan 84" (terakhir tahun 1992, trus stop dan baru berlanjut lagi dalam bentuk reuni pada September 2006 di rumah Nuri) *****
Dua, sepakat menyantuni salah satu rekan (Lies Marlina dan keluarga) yang rumahnya di jalan Nipah samping Kantor Walikota Jakarta Selatan kebanjiran hingga sepinggang pada Februari lalu.
Tiga, akan menyelenggarakan pertemuan silaturrahmi Angkatan 84 plus keluarga di kediaman (rumah kebun) Teja di jalan Kahfi, Jakarta Selatan pada bulan Mei 2007. Terima kasih kepada Ibu Kapolda SulTeng atas kesediaannya memfasilitasi acara ini.
Pada pertemuan ini Heni turut menawarkan kediaman keluarganya di Cibeber, Cianjur yang bernuansa sawah dan pegunungan untuk dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan Angkatan 84, misalnya untuk reuni atau liburan (week-end) bareng.
Cukup melegakan, acara lunch bareng ini bisa mengagendakan sejumlah kegiatan Angkatan 84 di tahun 2007 ini. Saya yakin, dalam setiap kegiatan insya Allah akan ditemukan agenda kegiatan lain yang bermanfaat bagi silaturrahmi alumni Fabiona 84 beserta keluarganya, serta tidak menutup kemungkinan manfaat yang luas bagi alumni Fabiona lainnya dan masyarakat luas. Amien.
Atas nama rekan-rekan Angkatan 84, kami ucapkan terima kasih untuk segala dukungan dan partisipasi semua pihak dalam Nostalgia Lunch Fabiona 84 tanggal 4 Maret 2007 di Pondok Laras, Depok. Sekian.
Salam,
Moh. Adjie Hadipriawan
Ya, karena ada keinginan kumpul-kumpul lagi, bernostalgia sambil membicarakan issue-issue yang bergulir dalam acara tersebut. Diinisiasi oleh Ira Jiwid pada Rabu sore, 28 Februari 2007. Saya melontarkan ide, "di Depok aja". Tepatnya di Rumah Makan Lesehan "PONDOK LARAS" di jalan Akses UI No. 2, Kelapa Dua, Depok. Lho kenapa Depok? Sederhana aja. Depok menjadi semacam "titik tengah" bagi para alumni Fabiona, khususnya Angkatan 84 bila naik KA Jabo(de)tabek dari Jakarta ke Bogor pp. Di samping ada sejumlah alumni Fabiona Angkatan 84 yang bermukin di Depok, bersama-sama dengan alumni dari berbagai angkatan lainnya.
Saya sempat berpikir, apa bisa ya dikumpulkan dalam situasi sekarang ini? Biasanya kalau direncanakan secara formal, sering kali malah repot mewujudkannya. Yang lagi sibuklah, yang mendadak harus ke manalah dan sebagainya. "Gimana kalo Minggu tanggal 4 Maret, 'Ra?". Sebenarnya pertanyaan itu untuk menggiring ke undangan yang sengaja dadakan (kayak sambel dadak di RM Sunda hehehe) biar jadi dan mumpung baru gajian. Eh, besok paginya (1 Maret) Ira kirim email, "jadiin aja ya 'Djie?". Ya ayo. Dasarnya suka tantangan, yang mepet-mepet tapi jadi. Udah deh, saya balas email Ira sambil cc-in ke sejumlah teman-teman Angkatan 84 yang listed di email saya. Ira nambahin lagi di emailnya, "jadiin (undangan) berantai ya" ke semua.
Eh siang sampai sore yang balas email koq minim banget? Beberapa teman yang biasa berhai-hai ria koq sepi-sepi aja? Saya dan Ira sepakat listing nomor handphone teman-teman. "Ira, sebagian yang nomornya XL saya undang pake Yahoo Messenger ya". Padahal maksudnya biar menghemat tagihan handphone hahahaha....
Jumatnya (2 Maret) Uge minta detil alamat. Langsung saya buatkan dan kirim ke email address semua. Amel bilang, "gue ada acara, minggu lainnya bisa gak?" (mulai deh, nawar..... hehehe). Ira gak patah semangat. Dia telepon sebagian teman-teman. Ada yang kebetulan gak bisa, ada yang masih pikir-pikir, tapi ada juga yang "gue datang!". Saya juga kirim sms sejumlah teman lain. Anehnya koq gak pada reply? Saya kasih batas waktu konfirmasi via email Jumat itu juga. Konfirmasi via handphone paling telat Sabtu (3 Maret). Menjelang magrib Aril (dijuluki "pemilik Danamon", saking sibuknya ngurusin kredit di Danamon) bisa dihubungi. "Sudah ada acara, tapi bisa gue atur", janjinya. Tapi itupun setelah nyoba nelepon Aril 14.538 kali...! (hahahaha). Malamnya Boogie telepon dari Surabaya, "sudah punya kontrak dengan Bayer untuk aksi DBD seJatim week-end ini, jadi gue titip salam ya...". Fachruddin berhalangan. Ali Akbar juga sudah ada acara.
Sabtu pagi saya masih berusaha kirim sms ke puluhan teman-teman Angkatan 84. Waktu itu yang langsung balas cuma Tanto ("terima kasih 'Djie, gue datang...!") dan Ima ("gue jauh, harap maklum dan salam ya"). Saya kan mau pesan tempat. Feeling saya, paling gak 15 orang deh yang datang.
Minggu (4 Maret) handphone mulai berdering-dering. Jam 11:00 sudah ada sejumlah "pergerakan" ke Pondok Laras. Syukurlah. 11:30, Uge dan Opah sudah di Brimob. "Udah dekat tuh", sambut saya yang pasti mengesankan mereka Adjie dan Ira sebagai "panitia dadakan" udah mejeng di target. Padahal sejujurnya, saya masih tidur-tiduran dan jam 11:40 baru mandi hahahaha. Gak papa koq, karena kebetulan tempat tinggal saya yang sekarang ibaratnya cuma se"kampus Bio ke warung Jabir". Teng jam 12:00, "I'm coming!". Beebach langsung komentar, "Djie, panitia tuh mustinya datang 5 jam sebelum acara". Hahaha....
Belum ada acara khusus. Menu makan siangpun belum dipesan. Baru pada pesan minuman dan snack. Beebach bawa gitar, lumayan untuk hiburan. Saat itu yang sudah datang: Uge dan Opah dengan puteranya yang jangkung, Ira dan Beebach plus 2 puterinya, Pia dan puteranya Fico, Eri and his wife, Evi. Satu-satu nyusul datang, Tanto, Yanti yang diantar Yossa, Bu Kapolda Teja dan puteranya yang gagah kayak Bapaknya, Heni, Nuri dan suaminya (Adam) serta 2 jagoan ciliknya yang bule-bule, Inong, Teguh dan Eni Lubis, Agung dan Eka plus 2 jagoannya yang ndut..., dan sopo neh yo? Oo ia, my lovely wife Andra nyusul (nyaris gak kehitung nih...hehehe). Sekitar 25 orang deh. Mengutip Nuri di emailnya, "not bad untuk cuma 2 hari undangan". Zaqi yang lagi di Jakarta, batal hadir karena hujan. Ismanto sakit. Begitu juga dengan sejumlah teman-teman lain yang hanya sempat berhalo-halo di handphone.
Makannya apa ya? Asal tau aja. Pondok Laras tuh rumah makan lesehan yang punya rangkaian menu istimewa. Bisa disebut di antaranya yang tersohor: Ayam Plenet, Tahu Plenet, Tempe Plenet, Pecel Lele, sayur trancam, sup ayam, ikan gurame bakar dan "goreng melengkung". Masih banyak lho menunya. Belum lagi minumannya, strawberry juice, rujak kelapa, es dawet dan sebagainya. Ooo ia, Bondan Winarno pernah memuji, "Pemirsa, ayam plenetnya mak nyus...!", di acara wisata kulinernya di salah satu stasiun TV swasta. Berarti gak salah dong kami makan di sini. Saung-saung di Pondok Laras berdiri di atas balong (kolam) yang luas dan ada ikannya (pasti). Saung-saungnya diberi nama sejumlah nama kota di Arab Saudi. Kami kebetulan di Saung Madinah. Ada mesjid sendiri. Ada arena bermain anak-anak. Ada toko buku & souvenir mini. Ada hewan-hewan seperti angsa, kambing, monyet dan rusa. Tempatnya tampak kecil saja dari pinggir jalan Akses UI. Tapi begitu masuk dan turun tangga (ini promosi saya di undangan.... ), kita semua (terutama yang belum pernah ke Pondok Laras) bakal terGAGA-GA.... hahahaha. (Eh teman-teman, saya gak punya saham atau andil apapun di Pondok Laras lho hehehehe).
Makannya rame penuh canda dan ledekan. Ironisnya, Eri ternyata belum tahu kalo sahabat kita, Budi Widyatmoko sudah wafat hampir 8 tahun yang lalu....! Dia nanyain Budi koq gak datang. Abis ledekin deh, "ke mane aja lu 'Ri...?"
Selesai makan siang yang rame, kami mulai membahas issue yang sengaja tidak diagendakan sebelumnya. Maksudnya biar spontan aja. Ada 3 hal yang kami sepakati. Satu, sepakat membenahi pengelolaan keuangan Angkatan 84 dengan cara membuka rekening bank. Jadi semua bisa memantau laporan keuangan dan memberi saran penggunaan dana. Kami pilih BCA, dengan pertimbangan sebarannya sangat luas di Indonesia. Jadi kalau ada yang mau kasih sumbangan, sponsor dan sebagainya bisa transfer di ATM BCA. Dari 2 kegiatan yang ada, dana yang berhasil dikumpulkan sekitar Rp 1.500.000,-. Untuk pengelolaan dana dipercayakan kepada Ira Jiwid (belakangan, pembukaan rekening diatur atas nama Ira dan Heni Damiri).
***** Jadi ingat di tahun 1986/1987an waktu dollar masih murah meriah, Angkatan 84 pernah mengelola aset berupa cash sekitar dua juta rupiah. Dana itu berasal dari sumbangan sukarela Angkatan 84 dan sponsor. Sejumlah events yang didanai antara lain: mengadakan Lomba Tea-Walk di Gunung Mas dan Aksi Sosial bagi siswa-siswa sekolah di sekitarnya (sewa 4 bus); menyantuni salah satu anggota Angkatan 84 (Siti Hadrah) yang rumahnya terbakar bersama sejumlah rumah di Jakarta Utara; bikin piala bergilir pernikahan Angkatan 84 (ooh, di mana gerangan dikau piala?); mengadakan perlombaan 17 Agustusan di kampus yang juga diikuti oleh beberapa rekan-rekan Angkatan lainnya; membiayai acara pengajian dan buka puasa bersama Angkatan 84 dengan mengundang penceramah selama beberapa tahun; membiayai acara tahunan "Sarasehan Angkatan 84" (terakhir tahun 1992, trus stop dan baru berlanjut lagi dalam bentuk reuni pada September 2006 di rumah Nuri) *****
Dua, sepakat menyantuni salah satu rekan (Lies Marlina dan keluarga) yang rumahnya di jalan Nipah samping Kantor Walikota Jakarta Selatan kebanjiran hingga sepinggang pada Februari lalu.
Tiga, akan menyelenggarakan pertemuan silaturrahmi Angkatan 84 plus keluarga di kediaman (rumah kebun) Teja di jalan Kahfi, Jakarta Selatan pada bulan Mei 2007. Terima kasih kepada Ibu Kapolda SulTeng atas kesediaannya memfasilitasi acara ini.
Pada pertemuan ini Heni turut menawarkan kediaman keluarganya di Cibeber, Cianjur yang bernuansa sawah dan pegunungan untuk dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan Angkatan 84, misalnya untuk reuni atau liburan (week-end) bareng.
Cukup melegakan, acara lunch bareng ini bisa mengagendakan sejumlah kegiatan Angkatan 84 di tahun 2007 ini. Saya yakin, dalam setiap kegiatan insya Allah akan ditemukan agenda kegiatan lain yang bermanfaat bagi silaturrahmi alumni Fabiona 84 beserta keluarganya, serta tidak menutup kemungkinan manfaat yang luas bagi alumni Fabiona lainnya dan masyarakat luas. Amien.
Atas nama rekan-rekan Angkatan 84, kami ucapkan terima kasih untuk segala dukungan dan partisipasi semua pihak dalam Nostalgia Lunch Fabiona 84 tanggal 4 Maret 2007 di Pondok Laras, Depok. Sekian.
Salam,
Moh. Adjie Hadipriawan
Photo by Nuri.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home