Monday, September 08, 2008

Kue Lebaran

Setiap kali memasuki bulan suci Ramadhan, saya selalu menemukan dilema di hati. Apa gerangan? Adalah hal yang umum bila di kantor selalu ada semacam bursa kue-kue kering Lebaran. Kue-kue itu dibuat oleh isteri, anggota keluarga atau kenalan karyawan. Tidak hanya satu. Tapi dari beberapa karyawan sekaligus. Masing-masing mengunggulkan kue produksinya dengan harga yang kompetitif. Beli atau tidak beli ya?

Masalah yang saya hadapi bukan ”beli atau tidak beli”. Tapi lebih kepada ”mengapa beli?”. Ini tidak lain karena hobi yang dimiliki my lovely wife, Andra, yaitu memasak dan membuat kue-kue. Cukup relevan kan melihat dilema yang saya hadapi?

Di tahun-tahun awal pernikahan kami saat Andra belum terlalu sering membuat kue, saya pernah mencoba memesan kue-kue kering Lebaran pada salah seorang karyawati kantor lama. Memang, saya sudah pindah kerja namun saya tahu si mbak punya saudara yang kerap membuat kue-kue kering. Namun oleh teman yang lain saya diarahkan ke karyawati yang lain. ”Bikin sendiri ’Djie”, katanya melalui telepon. Gak enak nolak, saya iakan jadinya. Beli terpaksa? Hehehe.... Mau nyoba aja koq.

Jadilah saya memesan dan mengambil sendiri pesanan tersebut. Kue-kuenya cantik di dalam kemasan berhias tema Lebaran. Saat dicicipi di hari Lebaran, lho...., koq anyep? Waduh, siapa pun pasti akan berkomentar yang sama. Dari pada dibilang gagal bikin kue sendiri, mendingan disimpan aja di lemari. Nyesal juga. Tapi ada pelajaran. Jangan pernah menilai sesuatu dari penampilannya. Dan ikuti kata hati. Kan sudah biasa memilih sendiri.

Kembali pada kemampuan Andra membuat kue-kue. Sebagian besar kemampuannya itu diperoleh secara otodidak, alias cuma baca resep dari buku-buku. Andra sangat mengutamakan kualitas. Dia tidak pernah mengorbankan rasa demi memperoleh kuantitas lebih untuk dipasarkan. Andra patuh pada resep. Contoh kecil, Andra tidak pernah membuat kaajstengel yang menggunakan keju kotakan biasa, menambahkan garam bahkan menambahkan penyedap rasa sebagai pengganti rasa keju edam. Andra pasti memakai keju edam berapapun harganya. Tau sendirilah harga-harga semua kebutuhan pasti naik menjelang Lebaran.

Hal lain yang membedakan adalah Andra tidak pernah gembar-gembor apalagi sampai membawa-bawa sample ke kantor. Semua berlangsung secara alamiah dari mulut ke mulut. Tentu karena menggunakan bahan-bahan asli dan pilihan akan berpengaruh pada harga jual. Beragam jenis kue-kue itu Andra jual dengan harga yang sangat jauh di atas harga kue-kue umumnya. Apa ada yang beli? Ada! Tentunya pembeli dari segmen tertentu yang tidak mempedulikan harga namun sangat memperhatikan kualitas kue.

Hal terakhir yang membedakan Andra dengan pembuat kue amatiran lainnya adalah Andra tidak pernah memaksakan diri membuat kue untuk dijual. Andra hanya menerima pesanan. Tidak ada stok kue di rumah yang nantinya ditawar-tawarkan agar laku. Namanya juga cuma hobi. Ada pesanan kue dibuat. Kalaupun membuat tidak berdasarkan pesanan itu semata untuk suguhan di rumah saja. Atau sebagai bingkisan Lebaran untuk orang tua dan mertua.

Meski punya kemampuan membuat kue-kue, Andra lebih senang membuat kue-kue besar dari pada kue-kue kering. Tapi dia tidak pernah menolak pesanan. Jangan sampai menolak rezeki. Semua Andra buat dengan penuh perhatian. Belanja bahan sendiri, mengadon sendiri, memarut dan memasak isian kue, entah itu dari buah nanas, apel ataupun kurma; memanggang dan menyusun ke dalam stoples sendiri. Kadang saat saya terbangun menjelang sahur, Andra baru selesai memanggang kue. Paginya tetap berangkat ke kantor seperti biasa. Saya sih hanya bisa menghabiskan chocolate stick persediaan bahan kue-kue Andra hahaha.....

Lucunya, saya perhatikan pesanan lebih banyak saat Natal dan Tahun Baru dibandingkan Lebaran. Komposisinya bisa 2:1. Percaya saja pada rezeki yang sudah diatur oleh Allah SWT.

Kembali pada dilema di atas tadi. Pagi ini saya sudah menerima sekantung kecil cantik sample aneka kue-kue kering. Beli gak ya? Atau kenapa harus beli? Hehehehe....


(Moh. Adjie Hadipriawan, Selasa, 9 September 2008, pukul 13:19 WIB)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home