Meet Joe Black
Saya tahu ini judul sebuah film yang diputar sekitar tahun 1998 lalu. Bintang-bintangnya cukup ternama. Ada Brad Pitt yang memerankan Joe Black. Ada Anthony Hopkins yang menjadi multimilioner sepuh bidang telekomunikasi William Parrish. Juga ada Claire Forlani pemeran Susan Parrish, puteri bungsu Parrish sepuh yang seorang dokter.
Drama fantasi atau bahkan misteri ini tidak saya tonton pada tahun ia muncul di bioskop-bioskop Indonesia. Padahal akhir tahun 1990an hingga awal 2000an saya dan my lovely wife, Andra, sangat hobby nonton film. Hampir setiap minggu kami nonton film dengan alasan utama untuk menghindari macet saat pulang kantor. Bioskop yang paling sering kami datangi adalah Senayan 21, karena setiap hari kami pulang kantor melalui daerah Senayan. Dan saya punya koleksi sobekan tiket bioskop dengan aneka judul film.
Tiba-tiba film ini diputar di malam Lebaran 1428 H hari kedua di salah satu stasiun TV swasta. Tak ada niat untuk balas dendam karena belum menontonnya. Namun sejak awal film dimulai saya merasa film ini sangat menyentuh karena mirip dengan kejadian yang saya alami dua setengah tahun yang lalu.
Malam itu orang yang kami cintai berkata, “Mas, ada yang datang…..”. Namun pikiran kami tak sampai pada maksud kalimat itu. Pikiran kami teralihkan pada hal-hal lain seputar pemulihan kesehatannya. Kami sangat merasakan penderitaannya malam hingga pagi itu. Perasaan cemas saat meninggalkannya untuk berangkat pagi ke kantor. Apalagi pada saat saya berpamitan, ia mengungkapkan kalimat akhir tentang apa yang ia rasakan saat itu. Sungguh saat-saat yang berat dalam perjalanan hidupnya.
Hanya berselang sekitar satu setengah jam sejak pamitan, telepon selullarku yang berkali-kali berdering memastikan kepergiannya untuk selamanya. Sungguh, detik itu aku tak percaya pada kabar yang kudengar di teleponku. Perjuangannya untuk kembali sehat sangatlah kuat. Namun kuasa Allah SWT telah terjadi padanya. Selamat jalan APN sayang. Kita manusia tidak selalu punya sensitivitas setinggi itu. Lalu kejadian seperti yang dialami William Parrish dalam Meet Joe Black terjadi padanya. Meskipun ia telah mengisyaratkan pada kami, “Mas, ada yang datang…..”.
(Moh. Adjie Hadipriawan, “Mengenangmu 21.06.2005”, Oktober 2007)
Pics : taken from www.imdb.com
Drama fantasi atau bahkan misteri ini tidak saya tonton pada tahun ia muncul di bioskop-bioskop Indonesia. Padahal akhir tahun 1990an hingga awal 2000an saya dan my lovely wife, Andra, sangat hobby nonton film. Hampir setiap minggu kami nonton film dengan alasan utama untuk menghindari macet saat pulang kantor. Bioskop yang paling sering kami datangi adalah Senayan 21, karena setiap hari kami pulang kantor melalui daerah Senayan. Dan saya punya koleksi sobekan tiket bioskop dengan aneka judul film.
Tiba-tiba film ini diputar di malam Lebaran 1428 H hari kedua di salah satu stasiun TV swasta. Tak ada niat untuk balas dendam karena belum menontonnya. Namun sejak awal film dimulai saya merasa film ini sangat menyentuh karena mirip dengan kejadian yang saya alami dua setengah tahun yang lalu.
Malam itu orang yang kami cintai berkata, “Mas, ada yang datang…..”. Namun pikiran kami tak sampai pada maksud kalimat itu. Pikiran kami teralihkan pada hal-hal lain seputar pemulihan kesehatannya. Kami sangat merasakan penderitaannya malam hingga pagi itu. Perasaan cemas saat meninggalkannya untuk berangkat pagi ke kantor. Apalagi pada saat saya berpamitan, ia mengungkapkan kalimat akhir tentang apa yang ia rasakan saat itu. Sungguh saat-saat yang berat dalam perjalanan hidupnya.
Hanya berselang sekitar satu setengah jam sejak pamitan, telepon selullarku yang berkali-kali berdering memastikan kepergiannya untuk selamanya. Sungguh, detik itu aku tak percaya pada kabar yang kudengar di teleponku. Perjuangannya untuk kembali sehat sangatlah kuat. Namun kuasa Allah SWT telah terjadi padanya. Selamat jalan APN sayang. Kita manusia tidak selalu punya sensitivitas setinggi itu. Lalu kejadian seperti yang dialami William Parrish dalam Meet Joe Black terjadi padanya. Meskipun ia telah mengisyaratkan pada kami, “Mas, ada yang datang…..”.
(Moh. Adjie Hadipriawan, “Mengenangmu 21.06.2005”, Oktober 2007)
Pics : taken from www.imdb.com