Friday, September 28, 2007

Foto-foto Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 (8)

Masih banyak koq foto-foto lainnya. Sekarang coba lihat di bawah ya. Liputan berita selengkapnya bisa dibaca di archive bulan Mei 2007 pada blog ini.



Nuraeni Lubis (Eni) sedang menyuarakan aspirasi. Kalo di DPR ibaratnya Khofifah Indar Parawansa, hehehe.....



Fachruddin, khusus bergaya reporter untuk blog Fabiona84.




Rudi, Rudi. Kecian deh. Becanda tapi dicuekin ama Oji, Ningsih dan Amel. Lihat ekspresi Amel !



Eda. Dikirain sudah jadi salah satu Bupati di Maluku. Terima kasih berkenan hadir.




Minah, senyummu begitu berseri. Lama sekali tidak kumpul-kumpul. Syukurlah bisa datang.



(Moh. Adjie Hadipriawan, Jum'at, 28 September 2007 pukul 16:55)


Photos by Berry.


Visit my other web here, http://www.asiabersama.com/mohadjie

Foto-foto Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 (7)

Halo saudara-saudaraku Fabiona Angkatan '84,

Hari ini, Jumat 28 September 2007 adalah puasa hari ke 16. Gak terasa ya, udah separuh jalan mau lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1428 H. Semoga saudara-saudaraku yang sedang menjalankan ibadah puasa tetap diberi kekuatan lahir dan bathin, ketabahan dan ketaqwaan untuk mencapai fitrah di hari kemenangan. Dan semoga pula saudara-saudaraku yang tidak menjalankan puasa tetap menjadi mitra yang baik untuk mengingatkan yang puasa tetap berperilaku yang baik. Amien.

Saya masih merasa berhutang untuk mempublikasikan foto-foto dokumentasi Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 dan Keluarga di rumah Teja pada 26 Mei 2007 lalu. Mumpung ada waktu luang yang lumayan banyak (maklum menjelang week-end), kali ini saya sempatkan untuk memuat lagi foto-foto yang lainnya. Silakan menyimak, mempelototi dan menikmati ekspresi yang terpancar dari acara kekeluargaan kita. Inilah dia bagian ke 7 dari seri foto-foto.


Ningsih dan Isvenita '86 (isteri Andri) belakangan datang, belakangan makan.



Berry (tengah) juga harus difoto dong. Lesehan kayak di dalam truk tujuan Cikepuh deh.



Hajjah Mutia difoto malah melengos. Meski jadwalnya super padat, tetap hadir menjelang sore.




Oji, sahabat kita yang sudah sangat lama tidak beredar. Syukurlah datang dengan sepasang pengawal buah hatinya.



Mbak Ani iki piye toh? Bisa ngomong langsung ke moderator koq malah via sms seeeehhh? Ntar dikira KKN (Kecil Kecil Nitip), hehehe



Salam hangat.

(Moh. Adjie Hadipriawan, Jumat, 28 September 2007 pukul 16:10)


Photos by Berry.

Monday, September 24, 2007

Rekening Fabiona Angkatan '84

Rekan-rekanku,

Tulisan ini sekedar mengingatkan bahwa alumni Fabiona Angkatan '84 telah mempunyai rekening di Bank Central Asia (BCA) sejak bulan Maret 2007. Jadi rekan-rekan yang berniat untuk menyumbang ataupun menjadi donatur tetap, dapat langsung mentransfer uangnya via ATM BCA di manapun dan kapanpun dari seluruh Indonesia. Atau bisa juga dengan transfer biasa dari bank lain. Namun jangan lupa untuk mengkonfirmasikan transaksi tersebut kepada Budi Iraningrum atau Heni Rohaeni Damiri. Dengan demikian Ira dan Heni akan mencatat setiap transaksi di buku besarnya.

Berikut ini rekening Fabiona Angkatan '84: BCA KCP Kemang, A/C. 2861371915 atas nama Budi Iraningrum atau Heni Rohaeni Damiri.

Kemarin Ira melaporkan via Yahoo! Messenger bahwa saldo per tanggal 18 Juni 2007 adalah sebesar Rp 2.589.891,-.

Jangan lupa untuk turut mengusulkan program-program nyata sehubungan dengan penggunaan dana pada rekening ini maupun dari sumber-sumber dana lain. Optimalkan blog ini sebagai media informasi, komunikasi dan kolaborasi. Ditunggu partisipasinya.

Salam,

(Moh. Adjie Hadipriawan, 25 September 2007, jam 11:10)

Thursday, September 20, 2007

Kepiting

Rabu tanggal 19 September 2007 teman kantor saya mendapat kiriman kepiting bakau (Scilla sp) sebanyak 10 kg dari Balikpapan untuk dijadikan sample bagi restoran di Jakarta. Kepiting-kepiting itu dikemas dengan baik dalam kotak styrofoam dan dikirim melalui udara. Sorenya saya kebagian sisa 3 ekor kepiting. Yang langsung terpikir, saya dan my lovely wife, Andra nanti malam makan kepiting di rumah.

Bagi teman-teman yang pernah ke Balikpapan tentu sudah tidak asing lagi dengan menu masakan kepiting Kenari di perjalanan dari airport ke arah pusat kota. Kepiting Kenari sudah sangat terkenal di kalangan pencinta seafood Balikpapan, khususnya kepiting dengan berbagai aneka bumbu masakannya. Bahkan kita bisa memesan masakan kepiting Kenari untuk dikemas dan dibawa pulang ke Jakarta.

Kebetulan saya suka memasak sendiri seafood di rumah ataupun saat menginap di tempat wisata pantai. Amatiran saja sih dan bila ada mood memasak. Tapi lumayanlah kalau dihidangkan bersama keluarga dan teman-teman. Pemikirannya sederhana. Produk-produk seafood, misal udang, direbus saja sudah enak. Apalagi dibumbui. Bumbu masakan seafood pun sederhana. Tinggal bagaimana menyajikannya saja agar tampak "wah" di meja hidangan.

Dari 3 ekor kepiting ternyata 1 ekor mati. Dua ekor pun cukuplah. Agak besar ini. Saya putuskan memasak yang paling gampang saja, yaitu kepiting saus tiram. Jadi begitu sampai di rumah, buka puasa, shalat magrib, langsung deh menyiangi kepitingnya. Menyiangi kepiting adalah moment paling menentukan untuk mendapatkan kepiting dengan tingkat kebersihan dan penampilan terbaik. Selama ini saya belajar menyiapkan kepiting dengan cara melihat langsung ke visible kitchen restoran-restoran tempat saya memesan kepiting. Memata-matai, hehehe.

Akhirnya kepiting saus tiram masakan sendiri tersaji di rumah. Saya dan Andra segera memakannya selagi panas. Mmmm, lumayan juga cita rasa masakan saya hehehe. Memang, ada memangnya. Kepiting yang tampak garang itu terasa ringan dan kopong. Belum lagi capitnya yang besar dan menyeramkan ketika dipecah, eh, ternyata isinya kurus. Tapi tidak mengapalah. Namanya juga sisa sample untuk restoran. Jadi jangan membayangkan sedang memakan kepiting Kenari dari Balikpapan. Mau?

(Moh. Adjie Hadipriawan, Jumat, 21 September 2007, pukul 11:44)


Photo: koleksi pribadi.

Friday, September 14, 2007

Diwawancara Radio

Kebetulan sekali, pagi itu Selasa 7 Agustus 2007, I-Radio 89.6 FM di Jakarta sedang mengangkat topik "temuan" 3 stanza / kuplet lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh seseorang pakar multimedia bersama sebuah LSM. Minggu-minggu sebelumnya saya sudah baca di koran-koran, media online detik.com, acara-acara infotainment dan baca di running-text di TV-TV swasta tentang topik ini. Saya merasa seolah-olah berita-berita itu mengatakan negara Indonesia "kecolongan". Kesannya Indonesia (baca: Pemerintah) tidak tahu tentang "kebenaran" sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman.

Saya sempat merenung membayangkan masa-masa sekolah saya di SD Yayasan Perguruan Karyawan Putera (YPKP), di Lirik, propinsi Riau. Memang, dulu saya 6 bersaudara ikut orang tua yang bekerja di sebuah oil company milik Amerika di propinsi Riau. Bahkan saya dilahirkan di kota Lirik. Itung-itung Pujakesuma (Putera Jawa Kelahiran Sumatera), atau bisa juga Jandakesuma (anak Jawa Sunda Kelahiran Sumatera, karena Mamie saya berdarah Banten). SD YPKP adalah SD swasta yang didirikan oleh PT. Stanvac Indonesia (nama oil company tersebut).

Saat duduk di bangku kelas 6 SD tahun 1977, guru kami saat itu Bapak M. Khaidir mengajarkan tentang sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya. Termasuk adanya 3 stanza lengkap lebih dari sekedar yang kita kenal selama ini. Sebagai anak SD, kami satu kelas sangat bersemangat mencatat dan menyanyikan Indonesia Raya secara lengkap di dalam kelas. Kami tertawa-tawa membandingkan kata-kata lagu kebangsaan yang biasa dinyanyikan saat upacara dengan versi stanza 2 dan 3. Namun sayang kini saya sudah lupa dengan naskah stanza ke 2 dan ke 3 ini. Bagi saya saat itu, ini adalah pelajaran sejarah Indonesia.

Adanya berita-berita heboh tentang "temuan" oleh pakar multimedia ini jelas mengusik rasa tahu yang saya miliki sejak SD itu. Malah sempat diberitakan, "temuan" ini akan memberikan "konsekuensi besar" terhadap perjalanan sejarah bangsa menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 62 di Istana Merdeka tahun ini.

Begitu penyiar I-Radio FM M. Rafiq mulai mengangkat topik "temuan" ini bersama pasangannya Putri Suhendro, saya langsung kirim sms memberi tanggapan. Intinya, berita ini bukan hal baru apalagi mengagetkan. Sejak SD saya dan teman-teman sekelas mempelajari ketiga stanza lagu Indonesia Raya. Kemana aja si pakar multimedia waktu SD?

Eh, sekitar jam 06:30 masuk panggilan dari nomor tidak dikenal ke HP saya. Sempat saya diamkan. Terus berdering sekali lagi. Kalo dilihat dari nomor kepalanya, itu dari daerah Jakarta Pusat, Thamrin area. Saya ingat nomor itu karena dulu almarhum adik ipar saya (Agung Pambudi) juga salah seorang radio announcer di I-Radio. Eh, benar. "Mas Adjie, tadi kirim sms ya tentang lagu Indonesia Raya 3 stanza? Mas Adjie pernah nyanyikan selengkapnya waktu SD? Kami wawancara ya. Jangan lupa nanti begitu disapa Putri atau Rafiq sebut Pagi-Pagi bersama...[nama sponsor acara].....". Kebetulan nama acara pagi Senin sampai Jumat pukul 06:00 - 10:00 itu "Pagi-Pagi". OK.

Akhirnya saya mendengar suara saya mengudara dipandu Putri Suhendro dan Rafiq. Biasa deh. Mereka membawakan acara ini dengan ciri khas lucu mereka. Wah, nggak ada yang dengar kali? Memakai HP yang lain saya sms my lovely wife, Andra, kasih tau "I'm now on-air in I-Radio". Sayang Andra tidak bawa headset, jadi gak bisa mendengar. Jadi ingat beberapa bulan lalu waktu saya diwawancara oleh MetroTV ketika ikut acara Jalan-jalan ke 5 Museum Besar di Kota Tua Jakarta. Waktu itu saya ditanya tentang kesan mengikuti acara sejenis. Beberapa minggu kemudian ada client yang menelepon ke HP dan bilang "gue lihat loe diwawancara di TV". Ada juga yang lihat saya di Elshinta TV. Wah!

Beberapa tahun lalu saya juga sempat diundang dan diwawancara on-air di studio Tri Jaya FM Jakarta untuk suatu acara bertema bisnis dan tenaga kerja. Makanya kali ini saya gak terlalu kaget diwawancara lagi. Santai aja. Apa lagi acaranya juga gak terlalu formal, banyak becandanya.

Wawancara berhasil saya lalui dengan baik dan lucu-lucuan. Intinya saya berbagi pengalaman waktu mempelajari sejarah lagu kebangsaan saat SD. Dan bahwa lagu Indonesia Raya sudah mempunyai status hukum dan kedudukan sejak tahun 50an di bawah PP yang ditetapkan oleh Presiden RI Soekarno. Dalam PP juga dijelaskan adanya 3 stanza. Masyarakat yang ingin menyanyikan ketiga stanza itu juga diperkenankan. Jadi gak masalah kan? Juga bukan "temuan" hebat, bombastis apalagi menohok bangsa ini. Apalagi sejak LSM dimaksud melakukan klarifikasi tentang "kebenaran" yang terjadi. Juga bukan merupakan pencarian /penelitian khusus LSM itu bersama sang pakar hingga ke server museum di Leiden, Belanda sana. Gongnya adalah ketika Arsip Nasional RI juga angkat bicara tentang arsip yang mereka miliki. Tiba-tiba berita "temuan" itu perlahan hilang ditelan hiruk-pikuk peringatan tujuhbelasan tahun 2007. Biasa aja lagi.

Saya sempat ditanya oleh Putri Suhendro, "Mas Adjie setuju gak kalo lagu Indonesia Raya wajib dinyanyikan secara lengkap dalam upacara?". "Wah, sebaiknya nggak wajib mbak, karena yang sekarang aja sudah menjadi lagu kebangsaan terpanjang di dunia". (Maksudnya kalo dinyanyikan dalam acara-acara khusus yang membutuhkan penghayatan mendalam, ya silakan. Bukan harus atau wajib. Selain itu kasihan paskibranya, kan?). Tapi ternyata Putri Suhendro bilang ke Rafiq, "Kog gue gak pernah belajar ya waktu SD?". Rafiq membalas, "Sekolahnya mas Adjie yang di Riau lebih nasionalis, secara loe Menades sih hehehe". Sama dengan sang pakar multimedia. Ke mana aja waktu SD? Hahahahaha.......

(Moh. Adjie Hadipriawan, 14 September 2007, 16:38 WIB)

Note: selamat puasa hari kedua, maaf lahir dan batin.

Photos taken from:
1. Bendera Merah Putih (www.google.com)
2. Istana Merdeka (Wikipedia Indonesia)

Thursday, September 13, 2007

Foto-foto Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 (6)

Sekarang kita lihat ekspresi mereka ketika mengikuti aneka games di halaman rumah Teja di Jagakarsa. Macam-macam deh.


Rina: "Saya perintahkan, teruskan permainan!"


Duo Executors. "Perhatian, perhatian, enyak, babe, anak-anak!". (Erni & Adjie)

Eeits, sesama profesi jangan coba-coba ngerogoh ya! Daerah operasi kita kan beda? (Sapto & Tachir)

Ekspresi lepas gembiranya Ira Jiwit. Sampai naik-naik kursi lho!


Teja sampai gak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Seperti yang lain, happy happy.

Untuk membaca liputan acara selengkapnya, silakan click di sini : http://fabiona84.blogspot.com/2007/05/dari-silaturrahmi-fabiona-angkatan-84.html

Salam,
Moh. Adjie Hadipriawan


Photo by Berry

Foto-foto Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 (5)

Sekarang kita lihat profil anggota Fabiona Angkatan '84. Sengaja dimuat untuk menguji ketajaman daya ingat dan daya tebak. Maklum, mengikuti perjalanan usia, telah terjadi penyesuaian jiwa dan raga tentunya, hahahahaha. Tapi yang dasarnya keren ya tetap keren pastinya. Trus kalo ada yang dulunya merasa kurang keren gimana? Makin keren tentunya hehehehe.

Yuk kita lihat diri kita masing-masing.



Halwanih. Beda kan? Dulu imut, sekarang flamboyan.

Wita lagi serius. Kebetulan dapat jepretan yang lagi serius nih. Mirip siapa yo?

Trio dadakan. Belum tentu show 5 tahun sekali, however, the show must go on. (Rina, Nanik & Teja)

Lho, ada apa ini? Ketangkep kamera deh. Kalo selebs tinggal bilang "no comments". (Uge & Heni)

Bahkan "Nurul Arifin" pun turut hadir, hehehe.


Teman-temanku, bila ingin melihat liputan selengkapnya tentang acara Silaturrahmi ini (sudah dimuat di blog ini pada akhir bulan Mei 2007), silakan click :
http://fabiona84.blogspot.com/2007/05/dari-silaturrahmi-fabiona-angkatan-84.html


(Moh. Adjie Hadipriawan)


Photo by Berry

Foto-foto Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 (4)

Sekarang pasti pada mau lihat profil anak-anak dari anggota Fabiona Angkatan '84. Sebagian jepretannya sengaja dipasang di sini. Yang belum termuat (banyak banget), enyak dan babenya jangan pada sedih hati ya hehehe. Nanti di lain kesempatan insya Allah dimuat. Tenang aja.

Ayo, mirip siapa nih ceweq mungil?

Coba diingat-ingat. Perpaduan wajah siapa dengan siapa? Ayo tebak dong.

Kakak adik bukan ya? Kakak adik bukan ya? Anak siapa sih?

Ternyata benar ya. Penghuni planet Bumi sebagian besar wanita.

Meski di luar sempat hujan sebentar, games tetap berlangsung di dalam rumah.


Baca liputan lengkapnya di sini :
http://fabiona84.blogspot.com/2007/05/dari-silaturrahmi-fabiona-angkatan-84.html

Salam.

Moh. Adjie Hadipriawan


Photo by Berry

Foto-foto Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 (3)

Masih mau lihat yang lainnya kan? Alumni Fabiona Angkatan '84 dan keluarga. Scroll down aja.















Semua berpartisipasi dalam games. Gak yang kecil sampai yang bewokan seperti Teguh, hehehe.





















Aril dan Ali Akbar. (Akbar: Loe nantangin? Aril: Gak takut! Loe kalah postur ama gue.)




















Embun sedang berbunga-bunga hatinya. "Haruskah aku ikut games? Gak enak ama yang lain nih".





















Ismanto, sang pemegang rekor. Pasukannya sudah 7 anak loh. Selamat.


Oo ia, teman-teman jangan lupa baca liputan lengkap acara ini di archive bulan Mei 2007. Gak mau repot? Click aja di sini :
http://fabiona84.blogspot.com/2007/05/dari-silaturrahmi-fabiona-angkatan-84.html

Salam.

Moh. Adjie Hadipriawan


Photo by Berry

Foto-foto Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 (2)

Ini foto-foto lainnya. Seru deh.


Para junior, begitu saling berkenalan langsung berlomba. Jadi akrab kan?


Para Ibu-ibu gak mau kalah berlomba. Opah, Ira, Wita, Ani, Andewi, Erni.


Para boss apalagi gak mau kalah lomba. Barli, Uge, Tachir, Sapto, Tanto dan Aril (ketutupan).


Mana belutnya? Mana?


Artis-artis dadakan dan artis penyanyinya. (Uge, Opah, Erni).


Salam,
Moh. Adjie Hadipriawan


Photo by Berry

Wednesday, September 12, 2007

Pics from the Silaturrahmi Bio '84

Saudara-saudaraku, Fabiona Angkatan '84.

Sebenarnya judul ini harus beredar segera setelah acara Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 bersama keluarga di rumah Teja di jalan Kahfi I nomor 34, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada 26 Mei 2007 lalu. Ada banyak kegiatan, formal maupun non-formal, yang menyebabkan foto-foto ini baru beredar sekarang. Maklumin aku ya. Yang pasti liputan acaranya sudah dilaporkan di blog ini pada tanggal 31 Mei 2007.

Di balik semua itu, makna kekeluargaan Fabiona Angkatan '84 tetap akan terdokumentasi dengan cantik di database Angkatan kita. Jangan khawatir, ada Berry sang juru foto. Ada Ira Jiwit sang penatalaksana biodata. Ada ratusan foto acara Silaturrahmi Fabiona Angkatan '84 dalam bentuk CD padaku. Ada Erni yang brilian dengan games-nya. Ada artikel-artikel yang sedapat mungkin rutin diposting oleh para kontributor. Ada banyak kegiatan kumpul-kumpul yang dilakukan oleh anggota Angkatan '84. Ada Heni Damiri dan Ira Jiwit yang siap membukukan dan melaporkan keuangan Angkatan 84 di rekening BCA. Ada banyak ide-ide yang belum terwujud dan insya Allah bisa diwujudkan demi persaudaraan kita. Silakan berbagi kabar. Silakan merujuk kepada media blog tercinta kita ini untuk senantiasa menjalin komunikasi, informasi dan kolaborasi.

Berikut ini sebagian kecil foto-foto dokumentasi dimaksud. Lupa-lupa ingat? Terkejut? Kangen? Lihat aja deh.














Pagi-pagi sambil nunggu tamu udah ada games bersama Tante Ira dan Oom Adjie.














Duh, kangennya. (Erni: Wi, loe ke mana aja sih? Andewi: Ya maklum deh, udah jadi emak-emak?)















In action!
(Tanto and his partner).















Seru banget makan siangnya ya....?


(Moh. Adjie Hadipriawan, 13 September 2007)


Photo by Berry