Monday, June 30, 2008

Kangen Lotek

Meski kelahiran kota kecil bernama Lirik di propinsi Riau, namun sebagian masa sekolah saya hingga SMA berdomisili di Bandung. Setelah lulus kuliah saya melanjutkan kuliah di Jakarta yang berlanjut hingga sekarang. Di masa kuliah saya masih sering "mudik" ke Bandung. Begitu juga setelah bekerja dan berkeluarga, Bandung selalu menjadi tujuan pilihan untuk berlibur. Namun lima tahun belakangan saya sudah sangat jarang ke Bandung. Bahkan di tahun 2006 saya sama sekali tidak sempat ke Bandung. Di tahun-tahun lainnya, paling hanya sekali dua kali ke Bandung. Wajarlah bila saya sering kali terheran-heran melihat perkembangan kota Bandung yang sangat pesat dalam segala hal. Mulai dari fisik bangunan, macetnya, pertambahan jalur-jalur searah, hotel-hotel dan tempat-tempat makan baru. Barulah di tahun 2008 saya berkesempatan ke Bandung berkali-kali untuk berbagai kebutuhan.
Salah satu makanan yang saya kangeni karena belum pernah saya temukan yang pas di Jakarta adalah lotek. Menu sayuran rebus bersaus kacang uleg dan rempah-rempah kategori salad ini mirip gado-gado. Setiap ada tempat makan di Jakarta yang menyediakan lotek, selain jarang, pasti rasanya tidak mirip aslinya di Bandung. Lebih gampang menemukan gado-gado dan karedok. Untuk gado-gado, Jakarta memang jagonya.
Bulan April lalu saat ke Bandung untuk mempersiapkan reuni bersama 3 orang teman SMA yang tinggal di Jakarta, saya mengungkapkan rasa kangen akan lotek. Saking seringnya membayangkan lotek di sepanjang tol Jakarta - Cikampek dan Cipularang, salah seorang teman menelepon ke teman yang tinggal di Jakarta. "Si Adjie nih ngidam lotek. Yang enak di mana?". Yang di Bandung terheran-heran. Kangen koq "cuma" dengan lotek? Paling dibilang norak, atau malah selera kampungan hahahaha.....
Begitu keluar pintu tol Buah Batu, saya telepon teman yang sedang menanti kami di Bandung. "Gue sarapan lotek dulu ya. Di Buah Batu yang enak di mana?". "Loe aneh-aneh aja sih. Di mana ya? Hmmm, cobain lotek Buah Batu aja deh". "Di mananya Trina nih, sebelum atau sesudah?". Agak ragu, dia menjawab, "Sesudah". Tapi lanjutnya segera, "Trina kan sudah gak ada 'Djie. Udah lama lagi. Sekarang gantinya Hero". Ya ampun baru tersadar. Ternyata sudah lama sekali saya tidak bertualang ke Buah Batu, tempat tinggal saya dulu di Bandung. Gile beneeerrr....
Lotek Buah Batu terletak di kanan jalan bila kita dari arah tol Buah Batu atau By Pass. Cuma warung kecil dengan dua orang pembuat lotek. Cuma ada meja kecil dan beberapa kursi plastik. Segera saya pesan yang pedasnya sedang saja. Begitu pesanan datang, waduh serasa orang yang sudah lama tidak bertemu. Lahap sekali. Nikmat. Aroma kencurnya cukup terasa. Seimbang dengan rasa yang ditimbulkan dari bahan lainnya seperti kacang goreng, gula Jawa, cabe cengek, asam Jawa dan lain-lain. Tingkat kematangan sayuran rebusnya sangat pas. Duh saus kacang berempah ini mlekoh. Sedikit panik makannya karena bener-bener kangen.
Setelah itu semua habis dimakan, saya bersyukur dalam hati. Finally, saya menemukan lagi rasa yang sudah lama hilang. Lotek, oh lotek.
(Moh. Adjie Hadipriawan, Ngopi Doeloe cafe - Bandung, 30 Juni 2008, pukul 19:17 WIB)